Tolak BBM, Ratusan Massa HMI Makassar Coret Foto SBY
Senin, 12/03/2012 13:48 WIB
Makassar
Sekitar 300 kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Makassar menggelar unjuk rasa di bawah kolong fly over Urip Sumoharjo,
Makassar, Senin (12/3/2012), guna mengecam pemerintah yang berencana
menaikkan harga BBM per tanggal 1 April 2012 mendatang.
Selain membakar ban bekas di tengah perempatan Jalan Urip Sumoharjo-AP Pettarani, massa juga membawa poster-poster bertuliskan pesan penolakan kenaikan harga BBM, seperti 'BBM Naik-SBY Turun!'. Mereka juga memabwa foto Presiden SBY yang sudah dicorat-coret.
Koordinator aksi massa HMI Cabang Makassar, Arul dalam orasinya menyebutkan pemerintahan SBY-Boediono telah gagal menyejahterakan rakyatnya dan hendak menambah penderitaan rakyatnya, dampak dari kenaikan harga BBM. Massa HMI juga menganggap kebijakan pemerintahan SBY-Boediono ditunggangi kepentingan pihak asing.
"Kami menganggap masih ada alternatif selain menaikkan harga BBM, misalnya melakukan renegoisasi penjualan gas alam ke Cina atau melakukan penghematan di sektor penggajian pegawai negeri," ujar Arul.
Usai menggelar aksinya di fly over, massa melanjutkan aksinya ke gedung DPRD Sulawesi Selatan. Mereka menyandera sebuah truk tronton pengangkut kontainer, yang mereka cegat di fly over.
Massa HMI memadati tangga gedung DPRD Sulsel, untuk meminta para legislator Sulsel untuk ikut menolak kenaikan harga BBM. Selain massa HMI Cabang Makassar, beberapa kelompok mahasiswa lainnya juga menggelar aksi serupa di depan kampus mereka masing-masing.
Selain membakar ban bekas di tengah perempatan Jalan Urip Sumoharjo-AP Pettarani, massa juga membawa poster-poster bertuliskan pesan penolakan kenaikan harga BBM, seperti 'BBM Naik-SBY Turun!'. Mereka juga memabwa foto Presiden SBY yang sudah dicorat-coret.
Koordinator aksi massa HMI Cabang Makassar, Arul dalam orasinya menyebutkan pemerintahan SBY-Boediono telah gagal menyejahterakan rakyatnya dan hendak menambah penderitaan rakyatnya, dampak dari kenaikan harga BBM. Massa HMI juga menganggap kebijakan pemerintahan SBY-Boediono ditunggangi kepentingan pihak asing.
"Kami menganggap masih ada alternatif selain menaikkan harga BBM, misalnya melakukan renegoisasi penjualan gas alam ke Cina atau melakukan penghematan di sektor penggajian pegawai negeri," ujar Arul.
Usai menggelar aksinya di fly over, massa melanjutkan aksinya ke gedung DPRD Sulawesi Selatan. Mereka menyandera sebuah truk tronton pengangkut kontainer, yang mereka cegat di fly over.
Massa HMI memadati tangga gedung DPRD Sulsel, untuk meminta para legislator Sulsel untuk ikut menolak kenaikan harga BBM. Selain massa HMI Cabang Makassar, beberapa kelompok mahasiswa lainnya juga menggelar aksi serupa di depan kampus mereka masing-masing.
Mahasiswa Yogya Demo Tolak Kenaikan BBM dan TDL
Senin, 12/03/2012 11:21 WIB
Yogyakarta
Aksi menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terus
bergulir di berbagai daerah. Di Yogyakarta, mahasiswa yang tergabung
dalam Forum Sekolah Bersama (Sekber) menggelar aksi serupa. Mereka
menuntut rencana kenaikan yang akan diberlakukan mulai 1 April 2012 itu,
dibatalkan.
Aksi gabungan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi swasta itu diawali dari Taman Parkir Abu Bakar Ali di sebelah timur Stasiun Tugu Yogyakarta, Senin (12/3/2012). Lalu, massa berjalan kaki menuju gedung DPRD DIY di Jl Malioboro.
Di halaman gedung wakil rakyat itu, massa berorasi bergantian. Mereka tidak ingin ditemui anggota dewan karena menilai hal itu sia-sia.
Dalam orasinya, koordiantor aksi Syamsul Fauzi mengatakan pemerintahan SBY-Boediono gagal menyejahterakan rakyat. Salah satu indikatornya adalah BBM dan TDL yang akan dinaikkan mulai 1 April nanti.
Dia mengritik kenaikan harga BBM itu dengan diibaratkan seekor tikus yang mati dilumbung padi. Kenaikan BBM akan menambah jumlah rakyat miskin Indonesia.
"Rakyat harus disubsidi. Harga BBM tidak boleh disesuaikan dengan harga pasaran dunia, kami akan terus menolak kenaikan tersebut," kata Syamsul.
Selain menolak kenakan BBM dan TDL, selama aksi berlangsung massa juga meneriakkan yel-yel untuk menasionalisasi aset-aset perusahaan asing di Indonesia, pembagian tanah untuk rakyat dan menolak tambang yang merugikan rakyat.
Usai berorasi di halaman DPRD DIY, massa melanjutkan aksi menuju titik nol kilometer di simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta. Aparat kepolisian juga melakukan pengawalan selama aksi berlangsung.
Aksi gabungan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi swasta itu diawali dari Taman Parkir Abu Bakar Ali di sebelah timur Stasiun Tugu Yogyakarta, Senin (12/3/2012). Lalu, massa berjalan kaki menuju gedung DPRD DIY di Jl Malioboro.
Di halaman gedung wakil rakyat itu, massa berorasi bergantian. Mereka tidak ingin ditemui anggota dewan karena menilai hal itu sia-sia.
Dalam orasinya, koordiantor aksi Syamsul Fauzi mengatakan pemerintahan SBY-Boediono gagal menyejahterakan rakyat. Salah satu indikatornya adalah BBM dan TDL yang akan dinaikkan mulai 1 April nanti.
Dia mengritik kenaikan harga BBM itu dengan diibaratkan seekor tikus yang mati dilumbung padi. Kenaikan BBM akan menambah jumlah rakyat miskin Indonesia.
"Rakyat harus disubsidi. Harga BBM tidak boleh disesuaikan dengan harga pasaran dunia, kami akan terus menolak kenaikan tersebut," kata Syamsul.
Selain menolak kenakan BBM dan TDL, selama aksi berlangsung massa juga meneriakkan yel-yel untuk menasionalisasi aset-aset perusahaan asing di Indonesia, pembagian tanah untuk rakyat dan menolak tambang yang merugikan rakyat.
Usai berorasi di halaman DPRD DIY, massa melanjutkan aksi menuju titik nol kilometer di simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta. Aparat kepolisian juga melakukan pengawalan selama aksi berlangsung.
Tolak BBM Naik, Mahasiswa Solo Hadiahkan Keranda SBY ke Partai Demokrat
Selasa, 13/03/2012 13:00 WIB
Solo
Sekitar seratus anggota KAMMI Solo mendatangi gedung
DPRD Kota Surakarta. Mereka ingin mendengar penegasan dari para anggora
DPRD setempat tentang sikapnya mengenai rencana kenaikan harga BBM. Dari
enam fraksi yang ada, hanya Fraksi Partai Demokrat (F-PD) yang
mendukung kenaikan BBM. Karenanya F-PD dihadiahi keranda bertuliskan
'SBY'.
Aksi KAMMI dimulai dari perempatan Jajar di Jalan Adi Sucipto, Solo, Selasa (13/3/2012). Massa selanjutnya berjalan menuju gedung DPRD yang berjarak sekitar 500 meter sembari menuntun puluhan sepeda motor sebagai gambaran kondisi rakyat tak mampu membeli bensin jika BBM dinaikkan. Mereka berjalan menutup seluruh ruas jalan menuju bandara sehingga arus sempat dialihkan.
Sesampai di gedung DPRD sempat dihadang oleh puluhan polisi di pintu gerbang, nanum oleh Ketua DPRD Surakarta, YF Sukasno. Oleh Sukasno, seluruh peserta aksi justru dipersilakan masuk ke ruangan rapat, termasuk membawa sebuah keranda dibalut kain hijau bertuliskan 'SBY'.
Kepada peserta aksi Sukasno juga menegaskan dukungan secara pribadi bahwa dirinya juga menolak rencana kenaikan harga BBM. Namun dia tidak berani memberikan statemen secara kelembagaan karena sikap dan keputusan DPRD harus melalui mekanisme yang baku sesuai aturan dan harus diputuskan dalam rapat paripurna DPRD.
Semua permintaan mahasiswa dipenuhi, termasuk permintaan untuk mendatangkan semua perwakilan fraksi yang ada di DPRD Surakarta. Selanjutnya seluruh perwakilan fraksi itu diminta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai rencana Pemerintah menaikkan harga BBM pada awal April mendatang.
Ada enam fraksi di DPRD Surakarta, lima diantaranya dengan tegas menyatakan penolakan kenaikan harga BBM. Kelima fraksi itu adalah F-PDIP, F-PAN, F-PKS, Fraksi gabungan Partai Hanura dan Partai Gerindra, serta Fraksi gabungan Partai Golkar dan PDS. Sedangkan Fraksi Partai Demokrat yang diwakili Wakil Ketua DPRD, Supriyanto, mendukung rencana Pemerintah menaikkan harga BBM.
Atas sikap F-PD tersebut, mahasiswa kemudian memberikan apresiasi tersendiri. Keranda yang telah dibawa ke ruang rapat, kemudian dihadiahkan kepada F-PD. Mahasiswa beramai-ramai mengusung keranda bertuliskan 'SBY' yang menyolok tersebut ke ruang F-PD di lantai dua gedung DPRD. Di ruangan F-PD keranda diletakkan di atas lantai dan ditaburi bunga.
Aksi KAMMI dimulai dari perempatan Jajar di Jalan Adi Sucipto, Solo, Selasa (13/3/2012). Massa selanjutnya berjalan menuju gedung DPRD yang berjarak sekitar 500 meter sembari menuntun puluhan sepeda motor sebagai gambaran kondisi rakyat tak mampu membeli bensin jika BBM dinaikkan. Mereka berjalan menutup seluruh ruas jalan menuju bandara sehingga arus sempat dialihkan.
Sesampai di gedung DPRD sempat dihadang oleh puluhan polisi di pintu gerbang, nanum oleh Ketua DPRD Surakarta, YF Sukasno. Oleh Sukasno, seluruh peserta aksi justru dipersilakan masuk ke ruangan rapat, termasuk membawa sebuah keranda dibalut kain hijau bertuliskan 'SBY'.
Kepada peserta aksi Sukasno juga menegaskan dukungan secara pribadi bahwa dirinya juga menolak rencana kenaikan harga BBM. Namun dia tidak berani memberikan statemen secara kelembagaan karena sikap dan keputusan DPRD harus melalui mekanisme yang baku sesuai aturan dan harus diputuskan dalam rapat paripurna DPRD.
Semua permintaan mahasiswa dipenuhi, termasuk permintaan untuk mendatangkan semua perwakilan fraksi yang ada di DPRD Surakarta. Selanjutnya seluruh perwakilan fraksi itu diminta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai rencana Pemerintah menaikkan harga BBM pada awal April mendatang.
Ada enam fraksi di DPRD Surakarta, lima diantaranya dengan tegas menyatakan penolakan kenaikan harga BBM. Kelima fraksi itu adalah F-PDIP, F-PAN, F-PKS, Fraksi gabungan Partai Hanura dan Partai Gerindra, serta Fraksi gabungan Partai Golkar dan PDS. Sedangkan Fraksi Partai Demokrat yang diwakili Wakil Ketua DPRD, Supriyanto, mendukung rencana Pemerintah menaikkan harga BBM.
Atas sikap F-PD tersebut, mahasiswa kemudian memberikan apresiasi tersendiri. Keranda yang telah dibawa ke ruang rapat, kemudian dihadiahkan kepada F-PD. Mahasiswa beramai-ramai mengusung keranda bertuliskan 'SBY' yang menyolok tersebut ke ruang F-PD di lantai dua gedung DPRD. Di ruangan F-PD keranda diletakkan di atas lantai dan ditaburi bunga.
Posting Komentar