1
PERKENALAN
SINGKAT
MATAHARI
HARI INI seakan berjarak satu jengkal di atas kepala. Panas
yang menjengkang membuat aku bermandikan peluh. Keringat sebesar biji jagung
mengalir deras di pelipisku. Kemeja silverku pun basah minta ampun. Belum lagi
ditambah panasnya mulutku akibat melahap bakso pak kumis. Super amat pedas. Pas
banget dengan slogan di gerobaknya, “ Bakso Lidah Bergoyang “.
Sluurrrrppp……
Ku hisap sampai
habis teh ku.
“Huh…!” Ku
lepaskan nafas panjang, lalu ku seka wajahku yang penuh keringat dengan tissue.
Grrrrrrrrr……
Handphone ku
bergetar. Ku rogoh saku jeans-ku. Dua pesan masuk. Ku tekan show.
Nnt mlm jam 19.30 wib
wjb dtg ke Aula Kampus.
Sender:
Juan
0878107700xx
Lalu ku show
pesan berikutnya.
ANJING !!!
Sender:
0852100344xx
Nomor yang tidak
terdaftar di phone box ku. Dahiku
berkerut dua garis. Pertanda bingung. Ku replay
pesan itu. Dengan menuliskan :
Siapa ni ?
Send to :
0852100344xx
*
* *
“ bang !” ku
panggil tukang bakso yang sedang sibuk melayani pelanggannya.
“ iyaaa neng ?”
“ berapa ini
semua ?“
“ tujuh ribu
atuh neng “
Ku keluarkan
uang lima ribu dan dua lembar uang seribuan.
“ ni bang, pas
ya ?” kataku sambil memberi uang itu kepadanya.
“ yah, makasih neng”
balas tukang bakso itu sambil tersenyum.
Grrrrrr…………
Handphone ku
bergetar lagi. Sibuk aku merogoh saku jeans-ku.
Heh…bangsat lu, pake nanya lg.
Dasar BRENGSEK !!!
Sender:
0852100344xx
Kali ini dahi ku tidak berkerut dua
garis lagi, melainkan sudah tiga garis. Ku acuhkan SMS edan itu. Sibuk ku
berlari ke ujung jalan, lalu masuk ke dalam oplet. Suasana sesak di dalam oplet
membuat dadaku tersendat. Aneka macam bau badan memenuhi seisi oplet.
Grrrrrr…
Lagi-lagi handphone ku bergetar.
Kali ini ku acuhkan pesan yang masuk. Ku coba memejamkan mata sejenak. Bau
keringat seseorang menusuk hidungku. Ku
menghiraukannya. Ku nikmati perjalanan pulang. Oplet butut itu melaju kencang
di sepanjang jalan Salatiga.
*
* *
Intro music dari lagu I’am Yours-nya
Jason Marz terdengar dari handphone ku. Itu nada panggilan masukku. Ku coba
meraih handphoneku yang tergeletak di meja sudut tempat tidurku. Ku lihat layar
handphone. Juan calling.
“ hallo Mit …” teriak
suara dari seberang sana.
“ hmmmm…” jawab
ku dengan suara lirih.
“ waduh, lu tidur ya ?”
“ iya, napa Juan
?”
“ napa-napa, lu
mesti standbye di Aula sekarang !”
Tiit tiit tiit…
Telepon
terputus.
“ Hmmmm…”
Aku mengeluh panjang. Lalu
menggeliat sejenak, mencoba menegangkan urat-urat syarafku. Aku baru sadar
ternyata dari tadi aku tertidur. Bahkan aku masih memakai sepatu lengkap dengan
tas ransel yang tak sempat aku lepas. Dengan langkah gontai aku berjalan menuju
kamar mandi.
*
* *
Sesampai di Aula Kampus. Aku
memarkirkan motor di depan Aula. Aku berlari kecil masuk Aula, ramai, riuh. Aku
berdiri di depan pintu. Memasang ekspresi wajah datar. Semua mata tertuju ke
arahku. Aku sedikit grogi. Juan melambai-lambaikan tangan ke arahku. Sibuk aku
berjalan ke arah Juan. Dan duduk di sampingnya.
“ lu lelet
banget sich !” kata Juan kesal.
Aku diam. Sibuk
mengeluarkan beberapa Map dari ransel.
“ lu bawa gak
dokumen-dokumen yang tadi siang ?”
“ iya, ini ?”
jawabku dengan suara pelan.
“ baiklah
teman-teman, kita hari ini sengaja berkumpul di sini untuk membentuk Gerakan
Peduli Lingkungan. Besok kita akan mengajak mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk
membersihkan sampah di sekitar kampus sampai gedung DPRD. Ini ada beberapa
daftar orang yang sudah terpilih untuk menjadi panitia, nanti kalian sendiri
yang pilih siapa aja anggotanya “ jelas Ferry selaku ketua BEM Fakultas. Ia
membagi-bagikan kertas berukuran setengah A4 itu kepada yang hadir. Termasuk
aku. Ada nama aku di sana, lengkap dengan nomor handphone.
Bag.
Keuangan :
Marcel Robertinus
(Teknik Lingkungan) :
0813107682xx
Ari Saksono (Teknik
Informatika) :
0878689900xx
Bag.
Konsumsi :
Citra Hanna Paramitha
(Teknik Sipil) :
0852728000xx
Rahmawati (Teknik
Kimia) : 0852100344xx
Bag.
Lapangan :
Pandu Wijaya (Teknik
elektro) :
0819980231xx
Erni
Lastri (Teknik Arsitektur) :
0813108675xx
Celingak-celinguk ku mencari
seseorang bernama Rahmawati . Ku tak mengenalnya.
“ Juan,
Rahmawati itu yang mana orangnya ?” tanyaku pada Juan.
Juan pun ikut
celingak-celinguk mencarinya.
“ itu toh
anaknya ?” jawab Juan sambil menunjukkan telunjuknya ke sudut ruangan.
“ yang mana ?”
“ eeerggh….itu
yang pake jilbab cokelat !” celetuk Juan geram.
Hmmm…aku
melihatnya. Dia pun celingak-celinguk mencari aku. Ya, mencari aku. Dia
bertanya pada teman yang disampingnya. Lalu temannya itu menunjuk tepat ke
arahku. Dia melihatku. Dan langsung berjalan ke arahku.
“ hai, Mitha kan
?” tanyanya sambil mengulurkan tangan.
“ ya…” jawabku
sambil menyambut uluran tangannya.
Perkenalan singkat. Tanpa basa-basi.
Kami pun langsung membahas pokok permasalahan dan sibuk merekrut orang-orang
yang akan diajak menjadi anggota. Dia memilih empat orang temannya, demikian
juga diriku memilih Juan dan tiga temanku yang lainnya. Sibuk ini, sibuk itu.
Saking sibuknya, tak sadar telah larut malam. Mataku menyipit menahan kantuk.
Tengkuk ku terasa sakit dan tegang.
Mulutku sudah menguap ke seribu kalinya, mungkin !
“ Mitha, kami
duluan ya ?” kata Rahma berpamitan kepadaku.
“ ya ?” jawabku
dengan suara lirih.
“ assalammualaikum “ ucapnya serempak
bersama temannya.
“ waalaikumsalam “ balas ku serempak
dengan teman-teman anggotaku.
Jarum
jam menunjuk angka kurang lebih lima belas menit pukul satu dini hari. Aula mulai
sepi. Aku memberes-bereskan beberapa dokumen yang akan dibawa untuk besok.
Setelah rapi aku langsung keluar Aula.
“ Mit, mau di
antar gak ?” Tanya Juan dengan suara berat.
“ gak usah, aku
pulang sendiri aja “ jawabku sambil men-starter
motor.
Dengan kecepatan sedang ku
mengendarai motor pinjaman ini. Kota ini memang tidak pernah tidur. Mobil,
motor, becak bahkan sepeda masih remai memenuhi jalan raya. Warung makan tepi
jalan saja masih ramai pengunjungnya. Para pengemis masih berserakan di jalan.
Suara nyanyian anak jalanan masih semarak menghiasi malam yang berembun. Aku
tenggelam dalam malam yang tanpa bulan tanpa bintang. Udara malam menusuk
tulang rusukku. Membuat bulu romaku menggidik menahan dinginnya yang entah
berapa derajat celcius.
Posting Komentar